Kudapan
manis ini sering disuguhkan oleh alm Ibu Suryatini N. Ganie bila saya bertamu
ke kediaman beliau di Parung – Bogor, selain panekuk favorit saya.
(Beliau
ini adalah guru besar buat saya dalam mengenalkan masakan nusantara. Ajaran beliau
adalah pegangan utama yang menjadi pakem2 dalam mengolah dan merasa masakan
Indonesia).
Nah, resep
Lapis Pati Bodin ini saya ambil dari buku beliau yang berjudul Kisah dan
Kumpulan Resep PUTRI JEPARA yaitu menceriterakan rahasia kuliner R.A. Kartini
dan kakak2nya, yang lalu dikumpulkan dan ditulis oleh alm Ibu Suryatini N.
Ganie.
‘Saya
sangat berbahagia karena kumpulan resep ini dapat dibukukan dengan sekelumit
kisah tentang sejarah keluarga maupun tentang kota jepara tempo dulu’ begitu kata beliau dan saya berbangga karena
saya bertemu, berkenalan mendalam dan mejadi salah satu murid ibu alm.
Saya tidak
tahu apa buku beliau ini masih ada di toko buku atau sudah tidak, tapi buku ini
wajib dimiliki para muda penerus kuliner Indonesia sebagai pakem dan sejarah
dalam berkembangnya wawasan kuliner nusantara.
Kembali ke
Lapis Pati Bodin adalah jajanan pasar Jawa Tengah, tepatnya dari Jepara, yang
terbuat dari tepung beras, tepung kanji dan santan.
Pada jaman dulu sebangsa kue lapis ini
disebut jajan cinan atau jajan tenongan. Tenong adalah semacam rantang berdiameter
cukup besar kurleb 50 cm dan bersusun terbuat dari bambu atau laker dan
biasanya digendong punggung. Jajanan ini dijajakan keliling dari rumah kerumah karena
biasanya hanya Chinese keturunan dan kaum priyayi yang membuat serta menikmati
kue ini..
Sedang
jajan pasar lebih kepada jajan yang diperoleh dari pasar misalnya, pisang
rebus, kemplang (seperti kentang, kecil2, hitam) yang direbus, ubi rebus,
singkong rebus, jagung, utri dan gethuk. Sementara yang saat ini ini disebut
rebusan adalah sebutan untuk jajan pasar jaman dahulu.
Lapis ini
agak sedikit berbeda dengan lapis ketan yang ada pada pasaran pada
umumnya. Dibanding dengan lapis ketan,
lapis ini tidak terlalu kenyal tetapi patah bila digigit. Cara memakannya
adalah dengan menggigit dan dikunyah, tapi bila lapis ketan, agak sedikit
berbeda yaitu kita sobek pada tiap layer nya. Haha.. thats the art of eating kue
lapis.
Bahan:
800 ml
santan, dari 1 butir kelapa
350 g
tepung kanji
1 sdm
tepung beras
175 g gula
pasir
1 sdt
garam
50 ml air
daun pandan suji
2 sdm air
rebusan angkak
Minyak
sayur untuk mengoles
Cara
Memasak:
Rebus
santan hingga mendidih sambil ditimba2 supaya tidak pecah, angkat. Setelah agak dingin, masukkan tepung, gula
pasir dan garam, aduk sampai tercampur rata.
Bagi adonan menjadi 2 bagian.
Campurkan
air daun suji ke dalam satu bagian adonan, sisihkan. Ambil sebanyak 150 ml dari adonan lainnya,
tuangi angkak. Biarkan adonan selebihnya berwarna putih. Adonan hijau dan
adonan putih masing2 dibagi menjadi 2 bagian.
Olesi
loyang persegi ukuran 18 x 18 x 5 cm dengan minyak sayur. Masukkan dalam dandang supaya panas. Setelah itu tuangi satu bagian adonan pandan,
kukus sampai agak mengeras selama kurleb 5 menit.
Tuang satu
bagian adonan putih di atasnya, kukus sampai agak mengeras.
Ulangi melapis sekali lagi hingga adonan
hijau dan putih habis. Setleah itu,
tuang seluruh adonan angkak.
Kukus
terus sampai kue masak, angkat, dinginkan.
Keluarkan dari loyang, potong2 sesuai selera.
_____
|
No comments:
Post a Comment