Restaurant 1945 Fairmont Hotel - Jakarta
Mengusung tema Tradisional Indonesia dengan tehnik dan
piranti makan moderen dan bahan2 berkelas premium, Restaurant 1945 mempertebal
iman kita akan masakan tradisional yang kudu dijaga. Soal rasa? Jangan ditanya.
Resto ini berkomitmen membawa bahan2 unggulan dan yang termasuk susah
didapat.
Mari kita lihat, makanan yang saya pesan disana.
|
Nah ini adalah Foiegras Duck Timlo, yang berisi
sosis cincang daging, lalu dada bebek berbumbu yang dipanggang, poached egg
(yaitu telur yang di rebus sebentar dalam air mendidih, putih telur yang matang
lembut sempurna dan kuning telur didalam kental2 tapi masih meleleh), soun dan
tentunya hati angsa - foiegras yang menjadi tokoh utama pada sajian ini.
Disajikan dalam piring keramik yang sangat
indah. Lalu begitu tiba di meja kita,
barulah disiram kuah bening kaldu dari kaldu pot yang juga artisan handmade
keramic. Begitu si kuah dituang ke atas
isian timlo, terangkatlah keluar semua aroma harum wangi gurih sedap dari si
foiegras timlo ini.
|
|
Lalu pilihan saya berikutnya adalah sate ayam
berbumbu merah mirip seperti ayam bumbu Bali - nya Jogjakarta dengan dominasi
rasa pedas cabai, gurih, manis kecap dan aroma panggangan.. alamakkk enak
sekali.
Lalu menyantapnya dikombinasikan dengan sambal
matah Bali, sedikit kecut lemongrass dan kecombrang serta pedas dan segar
-wangi. Agak susah memang mengungkapkan
aneka rasa dari masing2 bumbu yang dibawa oleh masing2 masakan sehingga
menghasilkan rasa baru yang tidak ada kata mewakili ungkapan2
tsb..woalaaa..pokoknya enak dan membuat lidah bergetar2..haha
|
|
Lalu rujukan menu berikutnya adalah short ribs
rawon. Tahu kan "short
ribs" adalah iga. Iga ini..alamak
.. empuk dan bila begitu saat digigit, bumbu2 rawon nyeresep masuk pada sela2
serat daging yang menempel pada tulang iga.
Untuk rawon ini, saya acungi jempol, karena membuat rawon agak2 susah2
gampang.
Pemilihan keluwek sangat
menentukan hasil akhir dari rawon tsb.
Dan pemilihan ini kudu dibuka satu persatu, lalu
dicicip serta dipilih sesuai keperluan. Nah pekerjaan memerlukan orang yang
bekerja dengan hati..
|
|
Yang ini adalah tahu telur. Sepertinya ini tahu telur Jawa Timuran. Dengan saus berupa sedikit kacang yang
ditambah dengan petis udang, dengan jumlah sedikit juga lalu dituang kecap
manis. Tidak lupa cabai rawit dan bawang
putih untuk penyedap dan pengharum sajian.
Aroma tahu goreng dan telur yang
ditambah taoge serta siraman bumbu kacang menjadi penggugah selera makan. Apalagi ditambah dengan seledri dan ketimun
cincang.. wah enaknya sempurna
|
|
Sebagai penutup saya memilih bubur sumsum. Nah keungulan bubur ini adalah bahan tepung
berasnya. Disini mereka mengguanakan
tepung beras home made, maksudnya tepung beras yang diolah sendiri dengan
merendam beras semalaman lalu menumbuknya.
Berbeda dengan tepung beras jadi. Bila menggunakan tepung beras pabrikan selain
rasa tekstur tentu berbeda dengan yang homemade. Rasa freshnya mengingatkan kita akan masa
lalu di Jogja sore2, saat ibu2 menjajakan bubur sumsum dengan menggendong kuali
(pot dari tembikar) dengan isi penuh bubur sumsum..
Wangi khas sumsum hangat dan daun pandan serta
gula merah cair mengirim sinyal kepada indra cecap kita bahwa "ini bubur
enak sekali lho... do not miss it"
|
|
Ini adalah tape singkong dalam perwujudan
moderen. Si tape dihancurkan lalu
dipadatkan dan dipanggang untuk mendapatkan warna, lalu disajikan dengan gula
merah cair dan kacang pistachio toasted (yang warna hijau di belakang). Inipun tidak kalah enaknya..
Next kunjungan yang akan
saya coba adalah cheese cake tape singkong.
Konon katanya ini juga fenomenal | | | | | | | | | | |
_____
No comments:
Post a Comment