JAKARTA CULINARY FEASTIVAL 2017
Adalah acara
kuliner yang diselenggarakan tiap dua tahun sekali dengan menampilkan para
jagoan chef baik internasional maupun lokal yang mengacu pada serangkaian acara
kuliner dan promosi yang mewah nan elegan yang dirancang khusus untuk pecinta
kuliner semua.
Adapun kegiatan2nya
adalah sbb: live cooking show, bermacam2
workshop dan cooking classs yang dapat diikuti, berbagai booth yang dapat
dikunjungi dan tahun ini menampilkan 40 lebih chef handal baik dari dalam
maupun dari luar, talkshow, beverage tasting dan masih banyak lagi.
Nah salah satu
kegiatan yang saya ikuti adalah “a night with 6 all star chefs” yang diadakan
di SKYE restaurant, Menara BCA – Grand Indonesia.
Pada acara ini
ditampilkan kreasi 6 chefs antara lain: chef Eelke Plasmeijer dari Locavore
Bali, chef Chele Gonzales dari Gallery
Vask – Manila, chef Ryan Clift dari Tipping Club and Grow – Singapore, chef
James Ephraim dari Mozaic and Spice – Bali, chef Manjunath Mural dari Song of
India – Singapore dan saya. Masing2 dengan gaya khasnya sendiri.
Dan menu yang
kami tampilkan saat itu adalah tsb dibawah ini dan disandingkan serasi dengan G.H.
MUMM CORDON ROUGE, sparkling wine dari Champagne – Perancis.
|
Appetizer oleh
chef Eelke Plasmeijer, menampilkan bahan2 organik yang tumbuh disekitaran kita.
Seperti keseharian chef Plasmeijer dalam menyajikan menu untuk Locavore, go
local and organic. Sajian pertama ini
terbuat dari tomat hijau di bagian dasar lalu dikombinasi dengan jamur shiitake
yang dibuat pesto dan sebagai toppingannya adalah irisan pete.
Ditangan chef
Plasmeijer, pete berubah menjadi sajian yang sangat memukau, dimana dalam
pikiran kita pete hanya cocok dipadu dengan sambal ulek saja. Hal ini sebagai bukti
bahwa bahan2 lokal memiliki kesempatan untuk disejajarkan dengan makanan berkelas
didunia.
|
|
Sajian kedua
adalah sup dari saya, Sup Brenebon dengan buntut dan foiegras dumpling. Nah ini sup brenebon yang diblender
brenebonnya dan digunakan sebagai base, lalu diatasnya diatur buntut dan wonton
dengan isian hati angsa. Lalu agar kriuk sedikit saya tambahkan crostini yang
dibuat dari ciabatta dan ditabur dabu2 sebagai penyeimbang keutuhan rasa.
|
|
Tuna cheek,
sibujing, kalingag, kombu, shiimji mushroom – dari chef Gonzales. Dengan
memanfaatkan tuna bagian dagu yang biasanya banyak dibuang, chef Gonzales
merubahnya menjadi sajian yang istimewa. Dialasi gandum yang hanya tumbuh di
daerah Manila, lalu ditambah dengan sebangsa bawang merah spesial dari Manila disebut
sibujing, lalu dibungkus dengan daun talas dan diasap setelahnya.
|
|
Lemon chili
prawn, tamarind Southern sauce, quineo ginko nuts and biryani spiced pulao –
andalan Song of India oleh chef Mural. Adalah sajian yang mengetengahkan udang
yang di saute dengan garlic, lemon, chili lalu dihias dengan tamarind Southern
sauce – seperti kare dari daerah India Selatan. Disajikan dengan biji2an
disebut quineo dan kacang ginko, dimasak ala biryani pilaf.
|
|
Beet cured
salmon, ox tounge, horseradish dari chef Clift. Terbuat dari ikan salmon yang
dibalur dengan umbi beet yang telah dibumbui lalu diawetkan. Selain nampak
indah, salmon cured ini enak sekali, gurih segar.
|
|
Lalu sajian makan
malam ditutup dengan Varlrhona Jivara Chocolate pave, cardamom and Mandarin
tuile. Varlrhona adalah chocolate premium dari Perancis dipadu dengan cardamom
Mandarin tuile (berbentuk bulatan tepat diatas chocolate pave-nya, lalu
disajikan dengan mango shorbet dan kacang karamel cincang dan karamel sirup
(motif lingkaran berwarna kuning transparan).
_____
|
No comments:
Post a Comment