optional

Sunday, 7 January 2018

JALAN – JALAN Ke JEPANG - Shinjuku

omeide yokocho, vindex tengker


SATE di SHINJUKU OMOIDE YOKOCHO

Ini adalah vacation ke Jepang yang ke 3 kali bersama keluarga dan kesekian banyak kali urusan kerja.  Tidak bosan ke Jepang berkali2?  Jawab saya, tidak.  Kalau biasanya cuti 15 hari dibagi2 ke beberapa tempat, kali ini 15 hari penuh hanya di Tokyo dan sekitarnya. 

Tokyo? 15 hari? Haha iya, Tokyo itu seperti Jakarta, penghuninya muter terus tidak ada habis2nya. Kota yang senantiasa ramai 24 jam dan memiliki dua sisi, moderen dan tradisional berjalan serasi berdampingan. Bahkan 15 hari belum mengcover semua tempat2 yang saya rindu dan impikan di Tokyo. Nah serukan!
Kali ini saya ke daerah Omoide Yokocho.  Dari stasiun Tokyo mengambil Chuo Line kearah stasiun Shinjuku. Perjalanan kereta kurleb 14 menit dengan 4x pemberhentian. Cepatkan?!  Keluar dari stasiun bawah tanah Shinjuku, pop up disebelahnya Odyaku departement store, lalu berjalan kaki kurleb 5 menit menuju Shinjuku Omoide Yokocho.

Pemandangan gedung2 tinggi dan ribuan pejalan kaki hilir mudik, serta mobil2 terbaru bersliweran, semua teratur rapi jali.

Nah, Omoide Yokocho adalah gang sempit tradisional, berada di tengah2 keramaian dan pergedungan tinggi menjulang nan moderen. Gang sempit ini terletak dibalik pertokoan penukaran uang dan tempat jual beli barang2 bekas branded (tas2 branded, cocok buat ibu2 yang ingin jual beli tas2 branded dengan kualitas super oke. Bila mau tukar uang atau beli lotre tinggal mlipir ke ruko sebelah).

Berkeliling memasuki gang2 sempit bernuansa tradisional ini memang mengasikkan. Aroma wangi sate yang sendang dibakar dan harum khas-nya sake hangat memenuhi seluruh penjuru gang.  Hanya beberapa kedai saja yang menjual makanan lain selain sate dan ramen.  Sebagian besar kedai menjual sate (ayam, sapi, babi, sayuran) dan kuah terbuat dari jeroan, tulang, daging yang dimasak menggunakan miso paste.
Satu langkah memasuki Omoide Yokocho, sepertinya kita lupa bahwa kita berada di Shinjuku yang terkenal padat dan ramai. Hingar-bingar Shinjuku seolah tertelan oleh wajah kedai2 kayu tradisional nan sempit tapi hangat, membawa kenyamanan tersendiri bagi penikmatnya, seperti saya. Apalagi sapuan dingin sepoi2 udara 4ºC membawa suasana lapar to the max.  

Rata2 kedai disana sangat sempit, terdiri satu counter lurus dengan bangku panjang terbuat dari kayu, mungkin hanya untuk 6 orang. Lalu biasanya mereka punya tempat di lantai dua, model tatami (duduk dilantai yang beralas bantal), dan itupun tidak lebih dari 10 orang. 
Sajian khas Omoide Yokocho adalah sate (sapi, ayam, babi, jeroan, sayuran) dan kuah kaldu dengan bumbu miso paste. Satenya mirip sekali dengan sate Klatak khas Jogja yang super irit bumbu, hanya garam dan merica. Sate ini bisa disajikan dengan menambahkan kecap Jepang bila suka. Bahkan beberapa menyantapnya tanpa garam dan merica.

Rahasia ke-enak-annya terletak pada pilihan bahan2nya, yaitu si daging-nya itu sendiri. Tanpa ditambah bumbu apapun, si daging membawa rasa manis yang khas. Rahasianya lagi adalah cara memanggang, dengan memutar/membolak-balikkan secara konsisten membuat sate empuk, dan matang merata.

Sate boleh dinikmati dengan sruput2 kuah kaldu mendidih berbumbu miso paste. Dan tentu penemannya adalah sake (alkhohol dari hasil fermentasi beras, disebut juga arak beras) yang disajikan panas, berwadah gelas sake yang sebelumnya sudah dipanaskan. Wueee mantap jiwa raga..
omeide yokocho, vindex tengker
Gang2 sempit dengan pemandangan kedai sate kiri-kanan

omeide yokocho, vindex tengker
Ruang di dalam kedai. Rata2 hanya satu meja bar panjang, lalu pembeli di depannya (sebelah kanan).  Sedang sebelah kiri adalah ruang servis (memasak dan menyiapkan sajian).

omoide yokocho, vindex tengker
Sate campur, dengan bumbu garam, merica dan sedikit kecap Jepang

omoide yokocho, vindex tengker
Sebelah kiri adalah kuah kaldu jeroan dan tulang2 yang dimasak dengan bumbu miso paste.  Sebelah kanan adalah preparation sate.

omoide yokocho, vindex tengker
Semoga suatu saat saya diberi kesempatan kembali kesana .. Salam Kuliner - VT





_____

No comments:

Post a Comment