FISH and COW – STAVANGER NORWAY
 |
|
Saya mendapati
resto Fish and Cow secara tidak sengaja, setelah pagi hingga menjelang sore, satu harian mendaki ke
Preikestolen, pegunungan penuh bebatuan dan lembah jurang terjal.
Lelah dan lapar tidak ketulungan. Lalu kami turun kembali ke
pelabuhan dan mencari2 tempat untuk memuaskan cacing2 dalam perut kami. “I want to eat the whole pig” begitu kata
anak2 saya bila lapar menyerang hebat. Haha
Have no idea
mana resto yang enak dan harga terjangkau di Stavanger by the harbour sini. Menurut beberapa orang penganan di daerah Norway sini mahal2 minta ampun. Jangankan sekelas resto, McD saja harganya waalah makk, rasanya tidak berat mengeluarkan uang..
Semua tempat makan ramai, banyak orang duduk2 dan menikmati sore, semuanya kelihatan enak.
Tampak dari luar satu resto yang meng “aging” kan daging sendiri, dan terlihat banyak
pengunjung. Akhirnya kita memilih tempat
ini “Fish and Cow”. Sesuai dengan namanya resto ini menyajikan menu ikan dan sapi.
Resto yang mengusung
fresh dishes made from locally-grown produce ini tampak bersih, rapih, dan kami
duduk di teras sembari menunggu matahari terbenam dan melihat orang lalu-lalang
di dermaga.
Disuguh air mineral, sejuk, menyusuri kerongkongan, biarpun udara
saat itu 10 C. Oh ya, air mineral free of charge sedangkan bila memilih coke,
alamakk mahalnya minta ampun, kurleb 100 rb Cuma untuk 1 can saja.
Memang ya
Norway dan Finland terkenal dengan harga makanan yang lumayan menguras kantong.
Saran saya untuk meminta menu dan melihat daftar harga sebelum memasuki sebuah resto.
|
 |
|
Pertama datang,
akan disuguhkan focacia bread hangat dan garlic butter. Focaccia adalah tipikal
bread Italia bertabur herbs. Sedang menteganya telah dicampur bawang putih
cincang dan dikocok. Focaccia-nya ya, enak sekali, tekstur luar garing / flaky dan dalamnya lembut, wangi.
Saya penggemar bread dan telah menikmati
bread dimana2. Dan ini adalah salah satu bread yang terenak. Kolaborasi dengan
garlic butter membuat perut bertambah lapar.
|
 |
| Berikutnya adalah green salad dan tomato dengan dressing caesar. Wuih lettucenya krius2,, segar, tomatnya merah merekah, sangat fresh dan manis. Tambahan anchoviesnya membuat rasa semakin lengkap. Anchovies adalah ikan sardin kecil2 yang diawetkan dengan cara mengasinkan. Daerah sini terkenal dengan ikannya. |
 |
|
Grilled cheese sandwich gruyere and ham. Disajikan dengan white toast regular, tambahan keju gruyere,
keju Swiss yang bertekstur keras terbuat dari susu sapi asal daerah Gruyere.
Tampakan keju ini mirip keju ementhal Belanda, hanya warna kuning lebih gelap
dan proses pematangan lebih lama, sehingga lebih keras.
|
 |
|
Daging yang
sedang mengalami proses “dry-aging” di
dalam kabinet yang telah diatur suhu dan kelembaban sesuai resepnya, agar
mendapat rasa dan tekstur yang unik.
Jaman dahulu proses dry-aging hanya
diangin2kan di udara terbuka dalam waktu tertentu. Namun saat ini diproses dalam ruangan atau
kabinet dengan alat pengatur suhu dan kelembaban. Hasilnya lebih konsisten dan lebih hygiene tentunya. Tetapi cara tradisional tentu
masih dapat dijumpai di daerah2.
|
 |
|
‘T-bone Angus
from Prima Jaeren’ . Saya memilihnya dari kabinet yang telah melalui proses aging selama 6 minggu.
Di masak dengan menggunakan Josper grill, disajikan dengan fries dan salad
tomat dan saus bearnaise.
Josper grill adalah alat untuk memanggang makanan
secara tradisional dengan menggunakan kayu /arang namun didesign moderen seperti di
dalam oven, sehingga memiliki panas yang konsisten dan lama. Hampir sebagian besar Europian memasak steak menggunakan josper grill ini.
Di-topping dengan saute butter, onion, leek dan wine ..
wualaah makjonnn henaknyooo
Tahukan rasanya
seperti apa bila makanan dipangang menggunakan kayu bakar..? enak dan wangi
pastinya.
Saus bearnaise
adalah saus yang terbuat dari mentega, bawang merah, kuning telur, champagne
vinegar atau white wine vinegar, fresh lemon juice dan daun tarragon.
|
 |
|
Short ribs
disajikan dengan jalapenos, salad dan coriander. Iga panggang ini juga dimasak
menggunakan Josper grill lalu ditabur dengan daun ketumbar. Wuihhh wangi saus dan daun ketumbar menjadi
satu, menggelitik indra penciuman yang saat itu kudu segera memberikan sinyal
keotak agar sesegera mungkin si saraf2 lidah mengeluarkan air liur dan memberi
aba2 pada si cacing pemain orkestra di dalam perut agar segera secepatnya membunyikan
simphoni rasa lapar yang tiada tara..
Si ribs ini
sebelumnya direbus dengan bumbu2 diatas api kecil yang cukup lama, lalu dioles
dengan bumbu bbq dan dipanggang sebentar, jadi si daging ini empuknya tidak
kepalang.. baru dipelototin saja si daging sudah lepas2 dari tulangnya.. haha..
enak sekali!
Lalu tentu, early
dinner ini kami akhiri dengan single shot espresso. Woalaaa.. komplit! Kami pulang dengan perut
kenyang dan hati senang. Salam kuliner -
VT
_____
|
No comments:
Post a Comment