Pare atau paria
yang banyak dijumpai di pasar dan sering digunakan untuk memasak adalah pare gajih
atau pare putih, dengan ciri2 bulat memanjang, dengan bintil2 tidak beraturan. Keluarga
labu2an ini memiliki rasa dominan pahit, namun banyak penggermarnya. Bisa
ditumis polos begitu saja, ditambah ayam, ditambah teri dll.
Dibawah ini pare
saya kombinasikan dengan tauge pendek, telur dan ayam. Saya tumis tanpa kuah. Boleh
ditambah sedikit kaldu bila ingin sedikit kuah agak nyemek.
Tumis pare ini sering saya gunakan sebagai makanan pendamping udang rempeyek, yaitu udang besar (udang 16 - 20 ekor per kilo. Sekedar info, dalam dunia perkulineran udang sedang biasa disebut 16 - 20, udang besar disebut 9 - 10) dibumbu dengan tepung berbumbu seperti rempeyek. Dalam presentasi tumis pare diletakkan dibawah udang rempeyek.
Bisa juga sebagai pendamping udang tempura.
Karena gampang
membuatnya, tumis ala minit agar kesegaran terjaga.
Bahan:
2 buah pare
50 gram dada ayam tanpa tulang, potong tipis2 agar cepat matang
50 gram tauge
5 butir bawang merah, iris tipis
3 siung bawang putih, boleh dicincang atau iris biasa
3 buah cabai rawit (boleh tidak pakai atau boleh diganti dengan cabai
keriting), iris tipis
1 butir telur, kocok
Garam, merica dan gula secukupnya
Minyak sayur untuk menumis
Cara mengolah:
Belah pare
menjadi dua lalu iris2. Cuci bersih, tabur garam, remas2 hingga layu agar
pahitnya tidak terlalu menyekat. Diamkan sebentar, lalu bilas beberapa kali
degan air dan peras.
Panaskan minyak, tumis
bawang merah dan bawang putih hingga wangi. Masukkan ayam, aduk2 hingga ayam
matang.
Masukkan cabai, pare
dan tauge. Tuang sedikit air atau kaldu ayam, tumis hingga pare lembut dan matang.
Masukkan telur kocok, aduk2. Koreksi rasa
dengan garam, merica dan sedikit gula.
Angkat.
Salam kuliner - VT
_____
|