Resto besar, berlantai dua dan berkesan kuno
ini terletak di pinggir Jl Slamet Riyadi, Laweyan ini, selalu dipenuhi
pengunjung saat makan siang. Menyajikan variasi menu yang menurut saya cukup banyak.
Misal gado2, ayam goreng, rawon, soto, timlo, nasi liwet, bestik Jawa, ramesan,
selat Solo, mie godog dll.
Datanglah sebelum makan siang atau setelah
makan siang. Walaupun tempat luas,
lapang dan nyaman, saat makan siang bisa dipastikan resto ini cukup ramai
pengunjung.
Saya kesini menurut referensi abang becak
yang hantar kami keliling kota Solo. Katanya kalau ke Solo kudu coba gudeg
Solonya Adem Ayem. Referensi ini berdasar pada komen para pelanggan becaknya.
Saat itu makan siang, dan bisa dipastikan
hampir semua memesan gudeg. Model gudeg basah atau berkuah tetapi tidak terlalu
banyak, nyemek kalau orang Jawa bilang, dengan siraman areh kental putih
diatas. Menurut yang punya areh putih ini pertanda perbedaan antara gudeg Solo
dan gudeg Jogja.
Sedang untuk yang ingin membawa pulang gudeg,
disediakan wadah kendil (seperti kuali atau pot terbuat dari tembikar) atau box
kardus.
Karena sarapan pagi tadi perut saya sudah
keiisi gudeg pinggir jalan, kali ini saya ingin mencoba masakan yang lain.
|